Nara Sumber : Achmad Juniarto, Wikipedia Penulis : Nunik Sumasni, Tangguh Sutjaksono, Ardiatmiko
Foto : Kaskus.co.id
Museum Palagan Bojongkokosan, terletak di Desa Bojongkokosan Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi yang dikenal dengan nama Palagan Bojongkokosan. Tepatnya di Jalan Siliwangi No. 75, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Sukabumi.
Museum Palagan Bojongkokosan dibangun sebagai tanda penghargaan bagi para pahlawan yang gugur pada Peristiwa Bojongkokosan yang terjadi pada tanggal 9 Desember 1945, yaitu pertempuran antara para pejuang Sukabumi melawan tentara Inggris dan Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA).
Di dalam museum tersebut terdapat 4 (empat) buah vitrin, baling-baling dan kaca jendela pesawat serta foto nama-nama pahlawan yang gugur dalam Peristiwa Bojongkokosan. Ada juga tujuh buah maket yang menggambarkan tentang peristiwa di Bojongkokosan, mulai dari penyusunan kekuatan para pejuang sampai pemakaman Jenazah para pahlawan.
Pertempuran Bojongkokosan memang kalah terkenal jika di bandingkan dengan peristiwa tanggal 10 Nopember di Surabaya namun bagi masyarakat sekitar kejadian, lebih nyata karena masih ada beberapa saksi hidup yang mengalami langsung peristiwa tersebut yang tidak jemu-jemu menceritakan kembali kisah kepahlawanan tersebut kepada para generasi muda.
Sungguh membanggakan terutama bagi masyarakat Sukabumi khususnya, karena ternyata Sukabumi memiliki pejuang-pejuang yang tak kalah dengan daerah lainnya di Nusantara. Sayangnya peristiwa tersebut yang merupakan perang besar belum tercatat dalam sejarah nasional bangsa Indonesia. terbukti di buku-buku pelajaran para siswa, tidak ada yang secara spesifik menceritakan peristiwa Bojongkokosan.
Pembelajaran hidup yang perlu kita teladani dan dijadikan momentum untuk tetap memelihara jiwa dan semangat kepahlawanan pejuang-pejuang bangsa di daerah yang tak kalah heroik dengan semangat kedaerahannya.
Memang, banyak hal yang bisa dipelajari dari generasi pejuang di negeri tercinta Indonesia, antara lain semangat berjuang, keikhlasan, keteguhan hati, semangat pantang menyerah, keberanian, tidak mengejar imbalan dan seterusnya.
Kita generasi muda banyak berhutang kepada generasi pejuang. Generasi yang tidak membutuhkan pamrih, penghormatan dan fasilitas Negara. Karena berjuang memang butuh kesabaran dan pengorbanan baik harta maupun jiwa raga.
Sebuah tonggak sejarah perjuangan di tanah Cibadak, dimana puluhan pejuang dan ratusan rakyat yang dengan gagah berani memperjuangkan bangsa dan negara Indonesia dengan mempertaruhkan jiwa serta raganya. MERDEKA!!!
Komentar