Musang, Di Kota Kau Disayang Di Desa Kau Ditendang
Inisukabumi.com
21 Juli 2014
Ini Sukabumi - Sob, kali ini saya akan menuangkan pandangan saya tentang salah satu binatang yang kini keberadaannya mulai terancam. Binatang tersebut adalah Musang.
Menurut wikipedia, musang adalah nama umum bagi sekelompok mamalia pemangsa (bangsa karnivora) dari suku Viverridae. Hewan ini kebanyakan merupakan hewan malam (nokturnal) dan pemanjat yang baik.
Ada banyak jenis musang. Beberapa contoh di antaranya:
• Musang air (Cynogale bennettii), di Semenanjung Thai-Malaya, Sumatera, dan Kalimantan
• Musang rase (Viverricula malaccensis sin. Viverricula indica), di Sumatra, Jawa dan Bali
• Musang tenggalung (Viverra tangalunga), di Semenanjung Malaya dan Kalimantan
• Musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus)
• Musang akar (Arctogalidia trivirgata)
• Musang galing (Paguma larvata)
• Binturung (Arctictis binturong)
• Linsang (Prionodon linsang)
dan lain-lain.
Itulah penjelasan tentang musangnya sendiri, namun yang akan saya bahas kali ini adalah tentang sudut pandang saya terhadap musang dari segi tempat dimana musang itu berada.
Saya awali desa terlebih dahulu.
Di Kabupaten Sukabumi, umumnya masih terdapat hutan-hutan atau juga perkebunan, disana biasanya sering ditemukan jejak jejak dari musang.
Penduduk disana biasanya menyebut hewan ini dengan sebutan “Careuh”, dan umumnya hampir semua penduduk membenci binatang ini. Kenapa? Karena binatang ini kalau dipedesaan termasuk binatang yang merusak (Hama).
Biasanya, musang yang disebut dengan sebutan “Careuh” ini kerap kali memangsa ayam peliharaan penduduk, sehingga begitu warga melihatnya, mereka akan langsung mengejar dan membunuh binatang ini.
Sebenarnya, musang ini tidak sepenuhnya merugikan warga dipedesaan, karena ada hal lain yang tentunya bermanfaat, baik untuk warga disana ataupun untuk kita semua.
Gula Arena, itulah salah satu produk yang dalam proses awalnya melibatkan kinerja dari musang.
Ko bisa??
Jadi begini sob, gula aren itu merupakan hasil olahan dari air nira, dan nira tersebut berasal dari pohon aren.
Jadi apa dong hubungannya pohon aren dengan musang?
Nah, pohon nira itu sebenarnnya tidak ditanam oleh manusia, melainkan musang lah yang sebernarnya berjasa dalam proses penanamannya.
Awalnya, musang memakan buah nira yang sudah matang, tetapi karena sistem pencernaannya yang tidak sanggup menghancurkann biji yang keras, akhirnya biji tersebut dikeluarkan dengan tetap utuh, dan biji tersebut akkhirnya bisa tumbuh karena sudah terlepas dari cangkang yang dimnakan oleh musang.
Itulah penjelasan yang saya dapatkan dari kakek saya yang memang pengolah gula aren.
Meskipun warga dipedesaan sudah mengetahui manfaat dari keberadaan musang tersebut, tetapi mereka tetap memburu dan membunuhnya, karena memang sering memangsa ayam peliharaan mereka.
Selain musang yang disebut careuh tadi, ada juga jenis musang air yang keberadaannya begitu dibenci oleh warga dipedesaan, dan musang air tersebut biasa disebut “Sero”.
Ya, musang jenis ini memang begitu meresahkan warga, karena kerap kali musang-musang air ini mengobrak abrik dan memangsa ikan warga yang dipelihara dikolam, kalau disukabumi sendiri kolam ini desibut “Kulah”.
Tidak tanggung-tanggung, dalam waktu semalam, gerombolan musang ini bisa menghabiskan hampir semua ikan dikolam, karena umumnya ketika mereka burburu, mereka tidak hanya sendirian, melainkan bergerombol.
Saya pun sempat heran, ko bisa gitu hewan dengan badan sebesar ini bisa menghabiskan ikan dengan jumlah banyak.
Ternyata, musang air ini memiliki sistem pencernaan yang cepat, sehingga bisa memakan ikan dengan banyak dan dengan cepat mengeluarkannya lagi dalam bentuk kotoran tak sempurna.
Itulah gambaran dari keberadaan musang dipedesaan yang umumnya dibenci oleh warga.
Sekarang saya akan beralih ke kota.
Di Kota, umumnya musang ini jarang sekali ditemukan, karena lahan untuk mereka tinggal sudah tidak ada.
Di Kota Sukabumi sendiri, musang ini termasuk binatang unik yang pantas dijadikan binatang peliharaan. Salah satu pecinta musang ini sempat berbicara dengan saya, dia adalah Riyu, salah satu anggota dari Komunitas Pecinta Musang di Sukabumi. Katanya, musang ini termasuk binatang unik dan asyik dipelihara, selain bisa dibawa kemana-mana, musang ini juga bisa menjadi teman main kita.
Ya, di Sukabumi memang sudah ada komunitas pecinta musang ini, namanya adalah MULSI (Musang Lovers Sukabumi), namun untuk penjelasannya tentang komunitas ini sendiri, nanti akan saya posting diartikel lainnya, jadi jangan bosan-bosan ya berkunjung ke blog ini.
Kalau dipedesaan musang air itu keberadaannya begitu dibenci oleh warga, beda halnya dengan dikota, contohnya di Kebun Binatang Ragunan Jakarta, musang air yang tadi disebut “Sero” itu dijadikan sebagai objek tontonan menarik, karena musang-musang air ini sebelumnya telah dilatih oleh pengurusnsya.
Dari sekian banyak jenis musang, saya rasa musang yang paling terkenal adalah Musang Luwak, karena luwak ini bisa menghasilkan kopi ternikmat dan termahal di dunia, yaitu kopi luwak.
Oke sob, itulah sedikit pandangan saya terhadap musang. Jadi intinya, di pedesaan musang ini cenderung ditendang/dibenci, tetapi diperkotaan musang ini cenderung disayang.
Komentar